Kindness As a Sign of Weakness

source: Pinterest


      Terlintas sebuah quote di timeline twitterku berbunyi "one of the biggest mistakes people make is confuse kindness as a sign of weakness" , pernah ga sih kamu yang sedang membaca tulisanku ini berfikir seperti "aduhh kalo gue baik terus sama ni orang ntar gue dianggap enteng lagi", pernah ga pernah pasti pernah satu kali aja terlintas pikiran kayak gitu. Kenapa? kadang hal tidak mengenakkan itu terjadi kepada kita, saat kita sudah baik nih sama seseorang atau sekelompok orang, tapi gara-gara semua itu mereka jadi bersikap seenak dan semaunya, hal itulah yang membuat kita mempunyai pikiran mengenai "lemah jika baik", bukan hanya pengalaman sendiri saja, mungkin kita pernah melihat orang terdekat yang diperlakukan demikian oleh orang lain, dan membuat kalimat tadi makin melekat di pikiran kita.

     Kita jadi bingung bagaimana harus bersikap, apakah dengan terus baik hingga orang menjadi seenaknya atau baik dengan bersikap lebih tegas?, nah bagaimana jika sulit untuk mengatakan "tidak" kepada orang lain. Hal seperti ini sering terjadi kepadaku pribadi, mengatakan tidak itu susah sekali, bahkan terpaksa mengatakan "iya" saat kita lebih mempunyai suatu prioritas yang harus dilakukan, kadang kita sudah membuat suatu alasan, tetapi orang ini tetap memberikan alasan lain yang membuat kita harus mengatakan "iya", menyebalkan bukan? kita pribadi yang masih memikirkan hubungan agar baik kedepannya tetap melakukan hal yang sebenarnya tidak ingin dilakukan tadi, dan orang yang bersangkutan dengan tidak peka-nya dalam membaca kode jika kita memiliki kepentingan lain, malah bersikap cuek seolah tidak terjadi apa-apa, aku yang bisa dibilang sangat ekspresif teruntuk apa yang sedang dirasakan, akan sangat jelas terlihat dari mimik wajahku, apalagi saat sedang hard feeling dengan seseorang, lipatan wajahku bisa jadi banyak dan menekuk lol, tapi karena DEMI hubungan baik kedepannya tadi, muka tertekuk itu harus berusaha untuk tetap diluruskan, dengan tertawa atau tersenyum :).

     Well, perasaan terpaksa itu sangat tidak mengenakkan, suasana hati menjadi buruk, sangat sangat tidak mood, hati sempit, otak kalut dan perasaan negatif lainnya, dan itulah kenapa ketegasan tadi harus dilakukan, kita boleh baik, tapi tegas, jangan jadi orang yang bisa diperlakukan seenaknya oleh orang lain. Mengenai sikap baik kita yang kadang disalahartikan oleh orang yang punya pemikiran jika kita pansos, atau penjilat atau ada udang dibalik batulah, kadang tanpa permintaan dari orang yang bersangkutan sebelumnya, kita benar-benar tulus untuk membantu dan menolong, tapi yaa karena cara orang berfikir dan respon mereka yang tidak bisa kita kontrol, kita mau apa, toh itu cara mereka bereaksi akan sesuatu yang bukan kuasa kita, selain yang jelek jelek tadi, tentunya baik itu adalah anjuran oleh agama kita, balasannya juga untuk kita baik berupa pahala ataupun berupa bantuan tak terduga dari orang lain saat kita dikondisi yang memerlukan bantuan, kembali lagi sihh ke pribadi masing-masing, apakah baik dengan mengiyakan semua perkataan orang atau baik yang pintar, yaaa... begitulah pandanganku mengenai quote diatas, baik boleh tapi harus pintar pintar, apalagi dengan orang yang suka memanfaatkan,  jadi teringat drakor jealousy incarnate~~~~~

see you! 

dari Tari yang belum mengantuk 

tapi besok ada kelas pagi :)

Comments

Popular Posts